Selasa, 10 April 2012

tilik ternak


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang umur pada suatu peternakan sapi mempunyai arti penting, karena berhubungan dengan biaya dan waktu hewan tersebut masih bisa dipelihara. Penafsiran umur ini dapat dilihat menggunakan metode pengamatan pada pergantian dan keterasahan gigi seri, wawancara dengan pemillik ternak, recording, mengamati saat jatuhnya tali pusar, dan munculnya cincin tanduk serta melihat pertumbuhan bulu dan tingkah lakunya.
Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Ketepatan penaksir dalam menaksir nilai ternak tergantung pada pengetahuan penaksir dan kemampuan menterjemahkan keadaan dari ternak itu. Keadaan ternak yang perlu mendapat perhatian pada saat menaksir pro-duktivitas ternak adalah umur dan berat, pengaruh kelamin, perdagingan, derajat kegemukan dan persentase karkas.
Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas apa yang terlihat dari segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan atau produksi. Oleh karena itu, dalam penentuan seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Jadi selalu ternak ternak tersebut mempunyai kedudukan urut atau rangking tertinggi berdasarkan nilai rekor performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Untuk menilai ternak diantaranya  harus mengenal  bagian-bagian dari tubuh sapi serta konformasi tubuh yang ideal. Ternak yang dinilai harus sehat dan baik sesuai dengan jenis bangsanya,  bagus ukuran tubuhnya, seluruh bagian tubuh harus berpadu dengan rata, harus feminin dan tidak kasar. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi  yang akan dihasilkannya.
1.2  Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini yaitu agar mahasiswa  dapat mengetah mengetahui ukuran-ukuran tubuh pada ternak.
1.3  Manfaat Praktikum
Dengan mengetahui ukuran-ukuran tubuh pada ternak kita dapat mengidentifikasi bobot badan pada ternak tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Supiyono (1995), eksterior atau tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau meramalkan prestasi dari suatu ternak. Sesuai tujuan pemeliharaan sekaligus untuk menilai tingkat pemurnian bangsa ternak dan merupakan alat bantu pelaksanaan program seleksi ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik kelompok ternak.
Untuk melakukan penilaian terhadap hasil karkas, perlu dipelajari dan diketahui terlebih dahulu tentang pembagian karkas api. Sebab dengan mengetahui pembagian karkas tersebut, para peternak ataupun tukang potong akan mampu melakukan penilaian dengan betul.
Untuk menentukan bakalan yang akan dipilih dalam usaha penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan sapi dengan melakukan penilaian/scoring. Dimana  dengan skor tubuh 1, terlihat tidak adanya lemak pada pangkal ekor dan iga pendek, sapi dengan penampilan seperti itu dapat dikatakan terlalu kurus, bermutu rendah dan mungin sebelumnya pernah sakit. Sapi dengan iga pendek terlihat dan terasa sudah agak tumpul, pada pangkal ekor terhadap sedikit lemak mendapatkan skor tubuh 2, dengan mutu yang cukup. Sapi dengan skor tubuh 3, iga pendek sulit untuk dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk, dan kantong pelir sudah mulai terisi. Sapi dengan skor tubuh 4, telah mencapai tingkat gemuk sehingga penambahan berat badan selanjutnya akan menjadi mahal dan tidak menguntungkan (Nguntoronadi, 2010).
Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan melalui ketipisan, kerapatan, serta perlemakannya. Bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian (judging) ternak sapi meliputi ; bagian rusuk, bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang, bagian pangkal ekor, bagian bidang bahu. Penilaian tersebut dilakukan pada setiap individu ternak sapi yang akan dipilih dengan cara mengisihkan skor yang sesuai dengan penilaian melalui pengamatan, pandangan dan perabaan. Dalam hal ini penilaian harus dilakukan sesubjektif mungkin. Untuk menunjang hasil yang lebih akurat, penilaian tersebut lazimnya dilengkapi lagi dengan pengukuran bagian-bagian tubuh yaitu tinggi pundak/ gumba, panjang badan, lingkar dada dan dalam dada (Todingan, 2010).



 
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Rumah Potong Hewan (RPH) Anggoeya dan di Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Adapun waktu pelaksanaan praktikum ini yaitu pada tanggal        2011.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis menulis sedangkan bahan dalam praktikum ini adalah ternak sapi jantan dan betina yang berada di Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo.
3.3  Prosedur Kerja
1)      Mengamati ternak sapi jantan dan betina berdasarkan panjang badan, tinggi gumba, tinggi punggung/ kemudi, tinggi pinggul, lingkar dada, dalam dada, serta lebar dada pada ternak tersebut.


 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Adapun Hasil Pengamatan adalah sebagai berikut :
Sapi
Berat Badan
Lingkar Dada
Panjang Badan
Tinggi Gumba
Tinggi Punggung
Leber Dada
Dalam Dada
1
182,5 kg
148 cm
119 cm
112 cm
116 cm
36 cm
65 cm
2
169 kg
145 cm
111 cm
108 cm
111 cm
34 cm
61 cm
3
172. kg
140 cm
118 cm
111 cm
110 cm
34 cm
63 cm
4
169 kg
142 cm
107 cm
111 cm
110 cm
32 cm
65 cm
5
226.5 kg
156 cm
119 cm
114 cm
116 cm
37 cm
66 cm
6
192.5 kg
145 cm
121 cm
111 cm
107 cm
38 cm
64 cm
7
223 kg
154 cm
113 cm
112 cm
110 cm
33 cm
66 cm
8
229 kg
146 cm
116 cm
107 cm
112 cm
35 cm
67 cm

4.2 Pembahasan
Dalam pengukuran, disarankan berdiri dengan jarak 2 meter dari sapi yang akan diukur. Selanjutnya, memulai pengukuran dari depan kemudian mengitari sisi sebelah kiri dan kanan mengelilingi seluruh tubuh hewan.
            Didalam pengukuran ini harus dibedakan hewan produksi daging dan ternak bibit  calon pengganti. Pengukuran ternak bibit calon pengganti harus dilakukan lebih cermat dibanding hewan produksi. Sebab, hewan bibit dipakai lebih lama sebagai induk dari beberapa generasi, sedangkan hewan produksi dipakai selama satu periode proses penggemukan saja.
            Pengukuran ternak sapi yang kami lakukan adalah pada daerah-daerah tertentu saja seperti tinggi gumba, tinggi kemudi, dalam dan lebar dada, panjang tubuh, panjang tungging dan sebagainya.
1) Ukuran Tinggi
Tinggi gumba merupakan ukuran tinggi sapi. Cara pengukuran kita lakukan dari bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus. Tinggi punggung atau kemudi yang tertinggi ke tanah mengikuti garis tegak lurus.
2) Ukuran lebar dada
Lebar dada adalah jarak antara sendi bahu kiri dan kanan. Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan kanan,  atau antara rusuk kiri dan kanan yang diukur di belakang tulang belikat.
Lebar kemudi adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan. Cra pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal daari tepi luar sendi paha kiri dan kanan.
3) Ukuran Besar
Ukuran ini merupakan besarnya tubuh sapi yang bersangkutan yang diukur melalui lingkar dada. Cara pengukuran kita lakukan dengan menggunakan pita ukur atau rafiah  mengikuti lingkar dada atau tubuh dibelakang bahu melewati gumba. Dan, pada sapi berponuk, pengukurannya tepat dibelakang ponok.
4)  Ukuran Panjang
Panjang badan merupakan jarak antara tepi depan sendi bahu dan tepi belakang tulang tapis. Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi depan sendi bahu sampai ke tepi belakang tulang tapis.
            Panjang tungging merupakan jarak antara muka pangkal paha sampai tepi belakang tulang tapis. Cara pengukuran dilakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi luar pangkal pah sampai ke belakng tulang tapis.

Ket. Gambar Pengukuran Panjang Badan
Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat digunakan untuk pendugaan umur ternak berdasarkan pertumbuhan gigi seri. Pendugaan umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur satu sampai enam tahun. Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi tersebut berumur 1,5 tahun. Gigi lebar dua buah tumbuh sempurna, ternak berumur 1,9 tahun. Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi berumur 2,3 tahun. Gigi lebar empat buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 2,5 tahun. Gigi susu tengah luar tanggal, ternak sapi berumur 2,9 tahun. Gigi lebar enam buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 3 tahun. Gigi seri ujung tanggal, ternak sapi berumur 3,5 tahun. Semua gigi seri lebar sudah kelihatan, ternak sapi berumur 3,9 tahun. Pergantian gigi seri selesai, berumur 4 tahun. Gigi ujung memperlihatkan tanda-tanda pergeseran bedang berasah pada gigi dalam berurutan ke gigi tengah luar bertambah lebar, tiga cicin tanduk, ternak sapi berumur 5 tahun.
 
BAB V
PENUTUP

Pemilihan bibit berdasarkan penilaian postur tubuh seekor ternak akan semakin menyakinkan bila kita lanjutkan dengan pengukuran bagian – bagian tertentu seperti panjang tubuh/badan, lebar dan dalam dada, lingkar dada, dan tinggi punggung.
Bobot badan ternak sapi selain dengan cara menimbang dapat juga diperoleh dengan cara mengukur lingkar dada dan panjang badan ternak sapi tersebut, dan mempunyai hubungan yang linear. Antara besar lingkar dada dengan bobot badan ternak sapi terdapat korelasi yang positif. Selain itu, penentuan bobot fisik tubuh ternak sapi juga dapat digunakan untuk mengkalkulasi berat karkas pada ternak sapi.


 DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2010. Penilaian Eksterior Tubuh. http://webcache.googleusercontent. wordpress.com/2008/01/10/penilaian-eksterior-tubuh ternak/TILIK+TERNAK& &gl=id.
Sudarmono. A. S., 2008. Sapi Potong.Penebar Swadaya. Jakarta.
Todingan, Lambe. 2010. Pemilihan Dan Penilaian Ternak Sapi Potong Calon Bibit. http://disnaksulsel.info. Sulawesi Selatan.